Lautan yang bermuara di dermaga,dinding rahim perempuan itu
Diriku pun tiada, karena lautan itu
Lautan yang tergesa merambas, berizin perlahan menjadi ragaku
Yang menginap di kantung kulit cembung,masih dengan perempuan itu
Ya,,
Memang aku menginap,di sisik ventral yang sewarna oleh sebuah garis
terbalut kelambu ari,
menyelami danau ketuban hangat
aku tenang, hai perempuan yang kupinjam sejenak raganya
aku nyaman dan enggan beranjak terlalu cepat,sebelum waktu ku tiba esok
sebab denyut jantungku ini ramai, menemani ku yang kesepian
genderamnya bak malaikat yang menari latin kelas atas
terlalu nikmat tuk diperdengarkan
Tetapi,,
Kau lebih maha dewa,dari apa yang lidah-lidah puja selama ini
Kau ciptakan aku , kau pun binasakan ku jua
Jemariku merapat seketika,
dikala benang-benang dinding tempatku hendak dilahirkan itu berbisik perlahan
Ssssst !!
waktumu sudah selesai
Cukup !
PEREMPUAN ini tidak mengharapkan kau ada
Bibirku menganga,tak berlinangkan hujan yang dititipkan oleh mata
yang berada tepat di bawah barisan rambut hitam dahiku
Selamat tinggal ruang peristirahatan hangat,bak motel di barisan pegunungan
Selamat tinggal perempuan:
Dirimu tak lajang bahkan tak jalang
Bibir pekung itu sudah terlalu pandai untuk membuat natz baru hari esok
Waktuku terlalu sempit, tuk sekedar berbaring dalam pelukmu
Ya,aku sadar bahwa aku adalah yang terbuang diruang bebas bersama bayi yang beralaskan derita denganku
Di atas wajan datar, bermahkotakan kantung plastik hitam
Selamat tinggal perempuan,kini aku hendak berjalan ke surga
Ke pangkuan TUHAN YME,ku bersujud :
TUHAN,ampunilah perempuan itu..Dia BUNDAku..
Diriku pun tiada, karena lautan itu
Lautan yang tergesa merambas, berizin perlahan menjadi ragaku
Yang menginap di kantung kulit cembung,masih dengan perempuan itu
Ya,,
Memang aku menginap,di sisik ventral yang sewarna oleh sebuah garis
terbalut kelambu ari,
menyelami danau ketuban hangat
aku tenang, hai perempuan yang kupinjam sejenak raganya
aku nyaman dan enggan beranjak terlalu cepat,sebelum waktu ku tiba esok
sebab denyut jantungku ini ramai, menemani ku yang kesepian
genderamnya bak malaikat yang menari latin kelas atas
terlalu nikmat tuk diperdengarkan
Tetapi,,
Kau lebih maha dewa,dari apa yang lidah-lidah puja selama ini
Kau ciptakan aku , kau pun binasakan ku jua
Jemariku merapat seketika,
dikala benang-benang dinding tempatku hendak dilahirkan itu berbisik perlahan
Ssssst !!
waktumu sudah selesai
Cukup !
PEREMPUAN ini tidak mengharapkan kau ada
Bibirku menganga,tak berlinangkan hujan yang dititipkan oleh mata
yang berada tepat di bawah barisan rambut hitam dahiku
Selamat tinggal ruang peristirahatan hangat,bak motel di barisan pegunungan
Selamat tinggal perempuan:
Dirimu tak lajang bahkan tak jalang
Bibir pekung itu sudah terlalu pandai untuk membuat natz baru hari esok
Waktuku terlalu sempit, tuk sekedar berbaring dalam pelukmu
Ya,aku sadar bahwa aku adalah yang terbuang diruang bebas bersama bayi yang beralaskan derita denganku
Di atas wajan datar, bermahkotakan kantung plastik hitam
Selamat tinggal perempuan,kini aku hendak berjalan ke surga
Ke pangkuan TUHAN YME,ku bersujud :
TUHAN,ampunilah perempuan itu..Dia BUNDAku..
kado dari TUHAN |
Comments
Post a Comment