Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2017

Bunda Maria, Lihat Hamba ini.

Sore ini, sepulang membuat SIM A & C di Daan Mogot, saya mendapat telepon dari pihak Gereja St. Monica. Percakapan yang memecahkan air mata saya. Masih dengan Bapak Joko. J : Ibu, saya sudah bicara dengan Romo mengenai pembabtisan Putri Ibu. Dan Romo bersedia membantu. S : Puji TUHAN Pak. Terima kasih atas infonya. J : Tapi Bu, untuk proses pembelajaran Ibu secara Katholik, kami menemui kesulitan. Karena Ibu sedang Talak Gereja. Ibu menikah secara pemberkatan. Kalau Ibu menjadi Katholik, otomatis Ibu menerima sakramen dan pernikahan Ibu berlaku seumur hidup. S : Saya memang menolak untuk berpisah Pak. J : Ibu, coba bicarakan dengan ketua lingkungan ya, sebaiknya seperti apa. Air mata saya pecah. Saya menangis sepanjang perjalanan pulang. Dan saya memutuskan untuk ke Gereja St. Monica. Bukan untuk bertemu dengan Bapak Joko, namun untuk berdoa. Gereja kala itu gelap karena memang pukul 18.00 WIB. Dan hanya saya yang berada di dalam gereja. Saya berlutut, saya menangis

Ibu, Pernikahan adalah Misteri !

Kembalinya membeli rosario, saya mengajak Mama dan buah hati saya, Mercy, ke gereja St. Monica BSD untuk mendaftarkan diri sebagai umat. Saya bergegas ke ruangan sekretariat dan bertemu Bapak Joko. Akhirnya saya mengutarakan niat tulus saya untuk membabtis Mercy secara Katholik namun dengan sebuah situasi khusus, yakni tanpa sosok Ayah. Dan terjadi sebuah percakapan : J (Bapak Joko) S (Saya) J : Ibu, mengapa anda mau membabtis Putri Ibu secara Katholik ? S : Saya ingin bertanggung jawab atas janji pernikahan saya di Altar Pak, bahwa saya akan mendidik anak secara Katholik. J : Mengapa Ibu ingin pindah Katholik ? S : Saya pindah bukan karena paksaan Pak. Saya tulus ingin mendidik anak saya secara Katholik. Dengan situasi seperti ini, kemana anak saya akan mengadu ? Saya yakin, jika di dalam keluarga ada 'satu hati', pasti TUHAN hadir. J : (Sambil tersenyum) Ibu, saya akan bantu untuk menyampaikan kepada Romo. Sebenarnya, kami pernah menghadapi hal yang sama, sang

Jatuh Hati pada Rosario

Banyak orang yang mengatakan bahwa menganut sebuah kepercayaan itu jangan karena paksaan atau ikut-ikutan, namun karena 'panggilan'. Tapi, jangan berpikir bahwa ketika kita menyelami sebuah kepercayaan, hidup semakin indah dan tanpa liku. Benar saja. Setelah beberapa tahun 'kekeuh' menjadi umat Kristiani, saya akhirnya terpanggil menjadi umat Katholik. Awalnya memang saya akui, karena demi keselamatan rumah tangga saya. Tapi dorongan iman saya luar biasa kuat sehingga saya membulatkan tekad tersebut. Sebenarnya akhir-akhir ini saya menyadari bahwa saya seperti sedang masa 'Puber' atau pencarian jati diri. Berbagai gereja saya pelajari tata ibadah dan pengajarannya. Namun sampai pada akhirnya saya memutuskan untuk menganut iman kepercayaan Katholik. Satu jawaban yang membuat saya sangat yakin menjadi umat Katholik, yaitu PERTANGGUNG JAWABAN IMAN di akhirat. Saya teringat dengan janji pernikahan saya di Altar gereja St. Anna, Duren Sawit. Yang kurang leb

Surat Cinta Untuk Mario #11

Sampai pada akhirnya, aku tidak pernah melihat 'dia' morat-marit di benakku ketika aku sendiri. Aku bahkan sudah tidak pernah mendengar suaranya. Yang lebih parahnya, aku memohon pertolongan TUHAN agar segera mengenyahkan bayangannya. Aku sudah lelah menanggung semua ini. Banyak orang yang berkata, kok takut menyandang gelar janda. Toh sampai detik ini, kamu pun nggak pernah nanya kabar Mercy. Aku berpikir, percuma saja aku bercerita kepada mereka yang tidak merasa. Ini hanya menjadi pertanyaan bagiku dan sedihnya ketika aku pun tidak tahu apa jawabannya. Selama ini aku selalu berdoa agar TUHAN berkenan mengubahku dan mengembalikan Rumah Tangga kita dengan iman yang baru. Tapi hati kecilku merasa TUHAN berkata agar aku mengubah doaku. Mario, dimana pun kamu berada. Kalau kamu tahu. Kamu adalah seseorang yang aku selalu doakan saat aku ada di rooftop kost Mbak Ndar, dulu. Meski aku belum mengenalmu, tapi 'kesakitan' bathinmu adalah satu-satunya pint

Surat Cinta Untuk Mario #10

Hai Suamiku Paulus Mario Putra Chandra. Apa kabar? Hari ini aku mau mengucap syukur karena TUHAN berkenan memberi aku kesempatan untuk interview user. Nah ada satu cerita yang diluar dugaan aku. Disaat perjalanan ke sana, baru banget aku lewatin bengkel Bokap, eh aku jatoh dari motor. Padahal aku udah pake helm, eh helmnya terpelanting. Untung nggak ada truk di belakang aku, kalau adaaaa. Wah lain cerita deh. Saat aku jatuh, ada seorang Bapak yang nolong aku. Bantu aku berdiri. Buat aku, luar biasa banget. Masih ada yang mau peduli sama aku, padahal aku sama sekali nggak kenal Bapak itu. Tanpa berlarut dalam kesakitan, aku meneruskan perjalananku. Di helm, aku nangis. I don't know why. Maybe I don't know how to tell it all. Aku sedih. Udah, itu aja. Singkatnya, aku interview user deh. Menurutku sih lancar, nggak tahu menurut mereka ya huehue. Tapi kata calon boss aku, tunggu panggilan HRD untuk nego gaji. Semoga keterima deh. Karena kalau udah keterima, aku

Surat Cinta Untuk Mario #9

Hai Suamiku, Paulus Mario Putra Chandra. Aku mau curhat ! Aku hari ini interview di TV itu. Cuapek. Aku naeko motor. Sengaja biar tahu ancer-ancerannya. Kaki aku sakit, apalagi paha. Tangan aku juga. Sebenernya waktu berangkat enak, cuma 1 Jam 15 Menit. Tapi pas pulang, aku mau mati. Sampe harus rehat dulu di jalan. Apalagi ini hari Jumat. Dan aku puasa ! LEMEEEEESSSSS.. Pijitin kaki aku dongggg. Aku capeeeee. Doain ya biar aku keterima dan bisa memenuhi kebutuhan Mercy. Walopun jauh, aku nggak mau kost. Aku harus tetap ketemu Mercy. Aku mau belajar jadi Ibu yang baik. Sampai ketemu di mimpi ya. Aku sayang kamu.

Surat Cinta Untuk Mario #8

Hari ini aku merasa damai banget. Aku secara perlahan udah mulai tenang. Udah terlatih untuk nggak kepoin dunia maya kamu dan cari info tentang kamu. Mungkin kesannya kayak ngelupain. Tapi entah. Aku damai banget. Aku sadar selama ini aku belum mampu menjadi Istri yang baik, Ibu yang baik dan karyawan yang baik. Aku mau menyelesaikan semua perkara satu per satu. Aku selalu berdoa sama TUHAN agar TUHAN bantu angkat bebanku. Pertama. Aku mau jadi Ibu yang baik. Makanya, sebagai orangtua, aku mau belajar 3 hal : Mendidik anak, Mendampingi anak dan Memenuhi kebutuhan anak. Point untuk memenuhi kebutuhan, aku mau nggak mau harus banting tulang cari nafkah untuk Mercy. Aku setiap hari selalu bilang ke Mery biar Mercy mau memaafkan kita sebagai orangtua yang jauh dari kata sempurna. Dan perihal menjadi istri yang baik. Mungkin TUHAN masih melihat kapasitas aku. Makanya TUHAN belum ijinin kita ketemu. Aku percaya, kalau TUHAN sudah 'melihat aku mampu', Dia akan pertem

Surat Cinta Untuk Mario #7

Hai Suamiku, Paulus Mario Putra Chandra ! Apa kabarmu sayang? Pasti kamu sehat, karena aku selalu mendoakan kamu :) Oh iya, Aku mau cerita. Hari ini aku dipanggil interview sama salah satu stasiun TV swasta. Aku tahu, kamu nggak akan pernah ijinin aku kerja di TV. Tapi gimana ? Mercy kan butuh biaya. Mungkin aja emang jalan hidup kami disana. Unik deh ceritanya. Aku siang-siang lagi baca Alkitab, terus nangis. Aku tanya 'TUHAN kenapa aku nggak dipanggil sama TV itu?' Eh 2 jam kemudian, TV itu manggil buat interview hari Jumat. Aku seneng. Tapi aku nggak di produksi, lebih diarahin jadi Public Relationnya. Doain aku ya :) Tenang, aku akan jaga diri. Aku nggak akan bikin kamu malu lagi. Aku rindu kamu. Aku percaya, TUHAN pasti pertemukan kita kembali.

Surat Cinta Untuk Mario #6

Aku kambuh lagi. Ya. Aku sadar kalau penyakitku kambuh lagi. Tapi aku bingung harus gimana. Semua kenangan itu, menumpuk. Berlarian di pikiranku. Nama-nama itu. Wajah-wajah itu. Aku cuma bisa nangis. Nggak kuat. Salah satunya, ada kenangan awal-awal kenal kamu. Aku merasakan ini sampai jam 10 malam. Aku udah coba menyembuhkan itu semua dengan caraku sendiri. Tapi tetap, degdegan terus dan mau teriak kencang. Dan semoga melalui puasa ini, aku bisa dapat kesembuhan 'mental' dan bathin ya. Aku yakin kita akan bersatu kembali. TUHAN pasti menyampaikan ke kamu kalo aku sayang kamu. Suatu saat.

Surat Cinta Untuk Mario #5

Hai suamiku, Paulus Mario Putra Chandra. Bagaimana kabarmu ? Semoga sehat selalu ya, karena disini aku selalu mendoakanmu untuk sehat. Aku mau cerita nih. Jadi hari ini, hari pertama aku ikut persekutuan doa puasa di gereja. Malu banget awalnya. Secara, nggak pernah ikut ibadah khusus begini. Ibadah hari Minggu biasa aja, aku males hehehe. Tapi berkat seijin TUHAN, aku mau lebih membangun keintiman denganNya. Singkat cerita, aku ikut ibadah. Yang hadir ada 7 orang, isinya penatua dan Ibu - Bapak Pendeta. Duh ! Aku malu banget. Pengetahuan aku tentang firman pasti paling sederhana disana. Nah, sebelum memasuki khotbah, pastinya ada lagu pujian dong. JEGER !!!! Aku sesenggukan berdoa. Asli, tumpah ! Dibayangaan aku, kita lagi berdoa saling pegangan tangan kayak dulu. Itu merinding dari ujung kaki sampai ujung kepala. Perih banget. Ditambah, lagu-lagunya tentang permohonan ampun pada TUHAN. Jadilah aku berapa kali buang ingus karena nangis. Dan masuklah ke khotbah ya

Surat Cinta Untuk Mario #4

Selamat hari Minggu suamiku, Paulus Mario Putra Chandra ! Apa kabarmu ? Apakah kau menerima dan membaca sms dariku ? Hari ini aku tidak melaksanakan puasa. Bukan karena aku sudah berhenti berusaha mendoakanmu kepadaNya. Namun tubuhku agak terganggu dan aku takut lebih parah. Jadi aku tunda hari Senin. Kebetulan, malam harinya ada ibadah puasa bersama di gereja. Dan aku sudah mendaftarkan diri untuk ikut. Ada beberapa hal yang membuat aku 'berpikir' selama istirahat puasa. Diantaranya : 1. Selama berpuasa, setiap malam aku memimpikanmu. Tapi entah mengapa, yang muncul dalam mimpi bukanlah sifat baikmu yang kurindukan selama ini. Justru tamparanmu, cacianmu, dan beberapa perseteruan. Aku selalu memohon padaNya untuk segera bertemu denganmu. Namun entah mengapa, yang muncul dalam alam bawah sadarku justru hal-hal buruk tersebut. 2. Aku mulai jarang mengirimimu sms . Sebenarnya, setiap hari aku selalu berupaya menyusun kalimat-kalimatnya namun selalu aku urungkan

Surat Cinta Untuk Mario #3

Hai Suamiku, Paulus Mario Putra Chandra. Hari ini aku puasa yang ke-3. Lapernya minta ampun. Lemasnya minta ampun. Tapi kalo aku nyerah, aku nggak akan dapat mujizat dong. So, aku harus kuat. Oh iya, aku mau cerita. Tadi siang, tepatnya jam 12.00 WIB, aku ziarah ke makam Opung Doli aku di Pamulang. Puanasnya luar biasa. Ditambah lagi, jalannya turun-naik. Itu sih luar biasa perjuangannya. Terus, aku sendirian loh. Nggak ada satu pun orang disana. Tapi aku nggak takut, bahkan aku beberapa kali sempat berpikir. Bagaimana rasanya ditinggal dan meninggalkan ? Bahkan ada makam remaja pria berusia 17 tahun. Foto di batu nisannya sangat bahagia. Aku berpikir. Apa nanti aku akan se-bahagia itu jika pergi? Atau bahkan ada yang bahagia jika aku pergi? Aku ingin sekali pergi ketika Mercy sudah mendapatkan suami yang mampu membahagiakannya. Aku akan bahagia. Toh syarat mati tidak harus tua kan? Oh iya, kenapa aku ziarah? Karena terus terang, aku mau minta maaf ke opung karena sem

Surat Cinta untuk Mario #2

Hai Suamiku, Paulus Mario Putra Chandra. Ini hari keduaku Puasa. Perut panas sekali tapi aku harus kuat. Aku lebih tersiksa kalau kehilangan kamu. Seharian ini aku baca renungan pernikahan. Ada sepasang suami istri, nah suatu hari istrinya meminta cerai untuk segera menikah dengan selingkuhannya. Sang suami yang merasa terakiti, segera ke gereja, memohon penguatan. Dan seorang conselor yang mendampingi sang suami pun mengatakan :  "Aku akan berpuasa terhadap masalah engkau selama 3 hari 3 malam tidak makan dan tidak minum. Percayalah, roh kudus beserta kita. Jika iblis di pihak lawan, dengan hati yang berserah kepada roh kudus, percayalah bahwa Roh kudus akan membawa kemenangan." Dan setelah puasanya selesai, 3 hari kemudian, sang suami kembali bertemu dan sang konselor dan mengatakan bahwa sang istri membatalkan rencana pernikahannya. Semua berkat roh kudus. Dari renungan tersebut aku belajar, meski hanya satu orang yang bersandar pada kuasa dan urapan Roh Kudus,

Surat Cinta untuk Mario #1

Telepon dari New Zealand.. "Kar, kamu apa kabar? Sudah membaik? Aku sudah dengar dari Mama tentang rumah tangga kamu. Kar, jujur. Mungkin kamu merasa Mario tidak memikirkan kamu & Mercya dari postingannya di sosial media. Percaya Karunia, dia sedang hancur. Aku percaya itu. Aku sudah dengar semua usaha kamu dari Mama, tapi gimana lagi? Belajarlah menjadi bijak dan kamu hanya bisa berdoa. Berdoa Karunia, serahkan ke TUHAN. Kalau bicara hati, mintalah pada TUHAN. Aku emang nggak ada di samping kamu, tapi aku selalu ada untuk kamu. TUHAN menyertai ya". (Gabriela Alvionita Sonda) Saya sadar, sebagai seseorang yang baru mengenal Yesus, kemampuan untuk menyerap apa yang tertuang di dalam Alkitab, masih sangat kecil. Butuh usaha ekstra. Sampai pada akhirnya, saya mendapatkan ayat yang mengatakan bahwa :  (1 Samuel 7 : 6) Setelah berkumpul di Mizpa,   mereka menimba air dan mencurahkannya   di hadapan TUHAN. Mereka juga berpuasa pada hari itu dan berkata di sana:

Ketika TUHAN menegur

Ego membuat kita kerap lupa bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Efeknya, kita kerap tidak meminta maaf atau memaafkan orang yang bersalah kepada kita. Selalu membanding-bandingkan dosa orang lain dengan dosa kita. Tahun ini menjadi tahun terberat bagi saya. Beragam masalah bertubi-tubi menyerang kehidupan saya. Masalah Rumah Tangga, Karir dan hubungan baik dengan lainnya. Saya menyadari semua karena saya, bukan oranglain. Prihatin dengan kondisi saya, orangtua saya mempertemukan saya kepada Opung. Dan Opung mengatakan : "Aura kamu tertutup. Entah mengapa, saya tidak tahu. Coba instrospeksi dan berdoa, biar TUHAN buka jalan". Saya sadari, ada tiga sifat buruk yang (seakan) mendarah daging sampai saat ini. Emosional, Arogan dan selalu menyalahkan oranglain. Dan saat ini FATAL ! Saya kehilangan semua yang saya pikir akan selalu saya raih. Saya berlari, menangis, serta menjerit. Dan ada 3 orang yang saya jadikan tempat mengadu : Cibun, Mamanya Gab