Skip to main content

PERASAAN HANCUR DI LEMBAH KARMEL PUNCAK


Ada yang tahu Lembah Karmel di Puncak - Jawa Barat ?
Bagi sebagian besar umat Katolik, saya pastikan tempat tersebut tidaklah asing di telinga. Konon, daerah yang menjadi lokasi pertapaan dari Romo Yohanes tersebut, memiliki kekuatan dalam melahirkan manusia baru melalui Mujizat yang terjadi disana. Sebagai informasi, Lembah Karmel rutin mengadakan misa penyembuhan setiap 2x dalam sebulan, yakni setiap Minggu ke-2 dan ke-4. Berhubung waktunya pas, kami ber-4 pun memutuskan untuk melakukan perjalanan rohani tersebut pada Sabtu siang agar dapat menghadiri misa penyembuhan yang diselenggarakan di hari Minggunya; 12 November 2017.

Sepanjang perjalanan ke Puncak, kami ber-3, Saya, Feby dan Peter pun berdialog mengenai keraguan akan Mujizat yang terjadi di Lembah Karmel. Terlebih saya, yang pernah beberapa kali mengikuti Ibadah Mujizat namun tidak pernah berhasil.

Singkat cerita, di hari Minggu pagi saat perjalanan menuju Lembah Karmel. Ternyata lokasinya jauh dari Kota. Dan jalan menuju ke lokasi masih dalam proses perbaikan struktur. Namun plat kendaraan yang dekat dengan mobil kami, adalah Plat B, yakni Jakarta. Sesampainya di Lembah Karmel, ternyata tempatnya LUAR BIASA INDAH DAN TENANG. Gereja yang dijadikan lokasi penyelenggaraan berada di atas, sehingga kita harus sedikit mendaki. Namun bagi yang berusia renta dan sakit, disediakan mobil untuk mengantarkan ke lokasi.


Peter, Feby, Mercy & Saya berfoto di depan Patung St. Theresia

Sepanjang perjalanan dari area parkir menuju gereja, kami beberapa kali berpapasan dengan para Frater dan Suster. Mereka ramah dan penuh senyum kedamaian. Saya tidak dapat membayangkan bagaimana mereka dapat se-tenang itu tinggal di tempat yang jauh dari keramaian.

Sesampainya di Gereja, kalian dapat membayangkan betapa ramainya. Foto yang saya ambil ini adalah BELUM MULAI IBADAH. Dimana masih banyak umat yang belum datang. Tanpa menunggu lama, Misa pun dimulai dengan puji-pujian. Saya sangat terkejut. Pasalnya, tipe ibadahnya sangat jauh dari kategori Katolik pada umumnya, lebih menyerupai ibadah Kristen Karismatik. Lagu pertama yang dinyanyikan adalah 'Hari Ini Ku Rasa Bahagia'. Ada rasa damai dan sukacita saat bernyanyi bersama di sana.


Misa dipimpin oleh 5 orang Romo dan dilengkapi dengan puluhan Frater & Suster serta hamba Tuhan lainnya. Pemandangan yang luar biasa. Mata saya enggan berkedip melihat keagungan acara tersebut. Saya masih ingat betul tentang firman yang dibawakan oleh seorang Romo (Romo tertua dalam tim Pastor), yakni Perumpamaan tentang 5 Gadis Bodoh & 5 Gadis Bijak dalam menanti Pengantin Pria. Dalam kotbah tersebut, jelas kita sebagai manusia diharapkan dapat dengan bijak berjaga-jaga dalam segala hal. TUHAN akan datang secara tiba-tiba. Sama seperti kejadian yang terjadi dalam hidup saya saat ini, TUHAN datang secara tiba-tiba dengan 'ketelanjangan' saya. Itu semua karena saya arogan mengandalkan kekuatan saya sendiri.

Nah, di akhir pembawaan firman, sang Romo menghimbau kepada jemaat yang hadir untuk BERANI MENGAMPUNI ORANG YANG MENYAKITI KITA, JIKA INGIN MERASAKAN MUJIZAT TUHAN. Dan perlu diingat bahwa Mujizat akan terjadi hanya kepada orang yang percaya.

Ada satu hal yang membuat saya sampai sekarang tidak habis pikir. Pada saat itu, Romo mengajak umat disana untuk berdoa sambil menyebutkan nama-nama orang yang telah menyakiti kita. Idsana saya sebutkan nama Suami saya, Ibu Mertua saya dan orang-orang yang pernah melukai saya. Saya tidak bohong, saya nangis sesenggukan sampai nyaris muntah. Telinga saya bagian kiri, luar biasa perih. Saya sampai meringis. Setelah telinga saya sakit, kepada saya bagian kanan depan sakit. Saya tidak kuat. Seluruh tubuh saya merinding. Saya hampir tidak dapat mengendalikan diri saya. Namun perlahan, setelah doa penutup firman selesai, saya pun sembuh.

Masih ingat dalam ingatan saya, Romo berkata : "Tuhan, saya tidak pantas Tuhan datang pada saya, tetapi bersabdalah saja maka sayaakan sembuh

Setelah doa penutup firman, acara dilanjutkan dengan pemberian komuni yang dilayani oleh Frater & Suster yang menghampiri para umat. Saya yang belum menjadi Katolik, menggendong anak saya ketika salah seorang Frater menghampiri kami.

Dengan nada bergetar saya berkata : "Frater, saya belum menjadi Katolik namun putri saya sudah saya baptis menjadi Katolik".
Frater tersebut menatap saya dan berkata : "Ibu, tidak apa-apa. Ijinkan saya membuat tanda salib di kening Ibu. Ibu harus tahu bahwa TUHAN YESUS mengasihi Ibu".

Air mata saya tumpah ruah. Saya datang ke tempat itu dengan hati yang hancur namun ada seseorang yang mengatakan bahwa TUHAN YESUS mengasihi saya. Di tengah dunia berlomba-lomba meninggalkan saya.

Setelah itu, Frater tersebut meninggalkan saya dan segera menghampiri umat yang lainnya. Kemudian, masuklah ke sesi misa penyembuhan. Saat itu, Ada 3 Romo yang secara bergantian mendoakan umat. Kemudian ada yang menyebutkan : "Saya merasa Tiga orang wanita yang mengalami sakit kista sehingga mengalami kesulitan dalam memiliki keturunan. Silahkan berdiri bagi yang merasa". (Kemudian Romo berdoa...)

Saya shock, Feby ternyata berdiri. Dan memang hanya 3 orang wanita yang berdiri. Kontan saya meletakkan tangan saya ke punggung Feby, sebagai cara saya untuk membantu mendoakannya. Singkat cerita, ibadah pun selesai. Namun Romo mengatakan bahwa bagi umat yang ingin didoakan khusus oleh Frater & Suster, setelah pulang, dapat berumpul di depan Altar.

Saya pun bergegas menuju ke depan Altar bersama Mercy. Selama perjalanan menuju ke depan Altar, saya mengatakan kepada Mercy : "Nak, Mama mau yang mendoakan kita adalah Suster ya. Mama merasa Bunda Maria akan bicara melalui suster itu". Dalam konteks ini, sebenarnya kita tidak diperkenankan memilih siapa yang akan mendoakan kita.

Setibanya saya di area doa khusus, tetiba ada seorang suster menghampiri saya yang sedang berlutut. Beliau mengatakan : "Ibu ingin didoakan apa?"
Saya hanya terperanga. Entah mengapa seperti yang saya inginkan, seorang suster menghampiri saya. Dan saya pun menceritakan pergumulan saya. Suster tersebut lantas menumpangkan tangannya ke kepala saya dan saya menangis sejadi-jadinya dalam posisi memeluk Mercy. Saya merasa lemas dan merasa didorong ke belakang. Kemudian setelah berdoa, saya mengucapkan terima kasih. Suster tersebut pun berlalu menghampiri yang lainnya.

Anda tahu apa yang terjadi ?

Kaki saya panas dan lemas. Saya tidak kuat berdiri. Dan saya menangis. Seakan tidak ingin kembali ke rumah. Saya ingin berlama-lama disana. Damai.

Bagaimana dengan Peter dan Feby ? ternyata kami berpencar. Mereka didoakan oleh Frater, sesuai dengan harapan Feby. Dan saat didoakan Frater, perut Feby panas dan sakit. Peter hanya menangis selama berdoa. Kami pun bertukar pengalaman yang diraih selama misa. Sepanjang perjalanan menuju parkiran mobil, kami bertemu dengan Frater yang mendoakan Feby - Peter dan seorang suster yang bukan suster pendoa saya.

Fraternya ternyata dari Malaysia dan Susternya dari luar negri, kami lupa negaranya.

Saya enggan meninggalkan tempat tersebut. Dan dengan rasa damai, saya berkata kepada Feby - Peter : "Gue yakin, tahun depan kita akan datang lagi ke tempat ini. Tahun ini kita boleh membawa hati yang hancur kesini. Tapi Gue yakin, tahun depan, 2018, kita kesini dengan ucapan syukur".

NB : Hey Mario. Aku nggak tahu kamu dimana saat ini. Dengan hati hancur yang penuh harapan, aku berlutut kepada TUHAN. Aku juga menitipkan namamu di Amplop wujud doa Lembah Karmel. Namamu akan didoakan oleh Frater dan Suster disini agar TUHAN memanggil kamu untuk kembali berkumpul dengan Aku & Mercy. Kamu tahu? Suster yang mendoakan aku, meminta kepada TUHAN agar kita dipulihkan. I miss you.

Comments

  1. Saya baru saja minggu kemarin ke lembah karmel dengan perasaan campuarduk dengan berbagai masalah. Sepulang darisana saya merasa damai. Entah mengapa membaca cerita ini saya kembali terharu, menangis iya. Saya masih dapat melihat dan merasakan rasa sama yg saya rasakan disana dari cerita ini. Tuhan Yesus mencintai kita semua. Salam.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

SI KONTOL PANJANG !!!

Wetseh ! Jangan mikir yang aneh-aneh dulu ya. Sebenarnya saya juga agak ragu untuk melekatkan judul tersebut dalam blog saya. Namun berhubung agak menggelitik, yowes lanjut saja hehehe Saya ingin sedikit berbagi nih. Hari ini saya 'terjebak' meeting mendadak dengan boss saya. Semula, tim saya terdiri dari empat orang, namun karena mereka ada liputan di luar kantor,  berbeda dengan saya. Karena deadline, saya memilih untuk menetap di kantor. Dan terpaksalah saya yang mendapatkan jackpot  untuk meeting. Meeting berdua. Krik-krik. Pada sesi awal meeting, suasana masih berjalan serius. Saya segera mencatat seluruh informasi yang disampaikan oleh boss. Lama-kelamaan suasana melebur. Lebih kearah bercanda. Lantaran boss saya jera mengingatkan saya mengenai segala mata kuliah yang sudah tidak saya hapal lagi. Sekedar informasi, jika saya dihadapkan dalam situasi tidak mampu menjawab pertanyaan seseorang, saya memilih untuk tertawa sambil menutup wajah saya hahaha. Unt

Singa Betina - Ujung Tombak Rumah Tangga

Istilah manusia terlahir untuk menjadi pemimpin, saya rasa sangat tepat untuk "modal" para motivator. Karena jika kita bicara tentang kenyataan, khususnya kehidupan sosial, kita tidak akan lepas dari sifat Dominan. Begitu juga di dalam kehidupan Rumah Tangga. (Mungkin) masyarakat pada umumnya, memposisikan Pria sebagai imam atau kepala Rumah Tangga. Namun, seiring berjalannya waktu, peran ktersebut kian terkikis. Saya belum dapat memastikan faktor utamanya. Namun yang pasti, hal ini lahir dari kombinasi berbagai aspek. Singa betina. Baru-baru ini saya disadarkan oleh seorang rekan di kantor yang tiba-tiba membahas profile picture di aplikasi Whatsapp saya. Kala itu saya memasang foto di bawah ini : Rekan saya merelefansikan dengan posisi saya saat ini. Dimana singa betina menjadi tonggak dalam kehidupan Rumah Tangga. Jika kita melihat video tentang bagaimana cara mereka mendapatkan mangsa. Singa betina dengan gigih memang badan untuk mendapatkan mang