Dr.Naek Lumban Tobing |
Kali ini, saya mau memperkenalkan sosok seorang pakar atau ahli dalam dunia seksologi, yaitu Dr.Naek L Tobing. Mungkin sebagian besar dari kalian semua ada yang sudah pernah dengar sepintas nama beliau, atau mungkin ada yang sudah sampai akrab dengan nama beliau sehingga tanpa diberi tahu bahwa beliau seorang seksolog, kalian sudah manggut-manggut berpikir : “Kayaknya kenal deh sama dokter ini”.
Bertepatan dengan peringatan Hari Aids Internasional yang jatuh setiap tanggal 1 Desember, saya ditugaskan untuk meliput segala sesuatu yang berhubungan tentang virus HIV AIDS, makanya saya enggak mau asal kasih informasi. Harus tanya-tanya ke pakarnya langsung, Dr Naek L Tobing. Kalau Dr Naek L.Tobing tampil melalui layar televisi atau forum seminar, biasanya suasana akan lain dari biasanya. Penonton atau peserta akan tersenyum gembira, mengapa? Tiada lain, kerena ungkapannya penuh humor, ceplas-ceplos, terkait urusan seks, yang diutarakan secara vulgar, namun tetap dalam koridor etika dan edukatif.
suasana seminar |
Dokter berdarah batak ini lahir di pulau Samosir, Tapanuli 14 Agustus 1940, tepatnya 70 tahun silam. Beliau adalah salah seorang tokoh seksologi yang terkenal. Dia juga pengarang dari buku:
-Masalah dan Solusi (1994)
-Seks Pranikah, Seks Extramarital, dan ;
-Membangun Keharmonisan Suami-Istri.
First Impression yang saya tangkap saat ngeliput, tepatnya saat saya pertama kali sampai di kediaman beliau, di daerah Kebayoran Baru, bilangan Jakarta Selatan adalah penuh tanda tanya linglung ! Ya karena itu kali pertama saya dan 2 fotografer saya meliput seorang tokoh terkenal. Kebetulan ketika kami sampai, bertepatan dengan hujan deras dan waktu menunjukkan saatnya sholat maghrib. Rumah yang lokasinya tepat di pinggiran jalan besar, halaman rumah yang lapang dan rimbun tetapi tetap menunjukkan suasana asri. Sangat sepadan dengan gelar dokter yang disandang beliau, kebersihan menjadi prioritas utama. Tepat disaat memasuki pagar rumahnya, terdapat papan nama dan praktek berwarna putih. Memasuki ruang tunggu, ada seorang resepsionis perempuan yang bertugas menghubungi beliau ketika ada tamu yang berkepentingan melalui via telepon, walaupun jarak antara ruang resepsionis dengan ruang praktek Dr Naek L.Tobing hanya sebatas tembok. Kami menunggu beliau di ruang tunggu, sekitar 10 menitan. Ternyata bukan kami saja yang datang, ternyata ada 6-9 orang yang datang untuk berkonsultasi dengan beliau. Dari bapak-bapak berusia 40 tahunan sampai ada wanita cantik yang kami rasa masih single pun ikut menunggu bersama kami. Dan diantara kami bertiga, tidak ada satu pun yang menunggu dengan posisi diam. Sangat kontras dengan para tamu yang menunggu lainnya. Semua badan kami dan terlebih mata kami, tidak bisa diam untuk memantau sekeliling kami. Baik itu ruangannya, lukisan-lukisan yang dipajang, berbagai majalah dewasa yang disajikan di meja untuk para tamu yang datang, sampai-sampai saya salah mengambil 1 brosur. Saya pikir, brosur tersebut adalah brosur tentang kesehatan terlebih diet, ternyata brosur artikel mengenai seks yang berjudul : Awas-Penis-Kecil-Pada-Anak !!
Upsss ! Jangan sampai kedua rekan saya melihat apa saya ambil, bisa cilaka 13 ! Ahahah
awas penis kecil pada si anak ! |
Ketika menunggu selama 10 menit, Dr Naek L.Tobing keluar dari ruang prakteknya dan mempersilahkan kami bertiga masuk. Jujur saja, kami agak terkejut ketika melihat sosok Dr Naek L.Tobing yang rambutnya sudah memutih, berbeda dari beberapa tahun silam ketika saya lihat rubrik beliau di salah satu koran komersil ibukota yang kerap saya baca setiap pagi. Tetapi tetap saya masih bisa mengenali beliau. Kami disambut di ruang prakteknya yang seluas 4mx7m, dan isi dari ruang tersebut sama dengan ruang dokter yang lainnya. Disana terdapat sebuah tempat tidur untuk mengecek keadaan pasien, kalender, 1 buah tempat sampah yang di dalamnya terdapat belasan jarum suntik bekas.
Kegiatan tanya jawab sekitar virus HIV AIDS pun berjalan dengan SERSAN alias serius tapi santai. Beliau dengan sabar menjawab pertanyaan dari kami dengan gayanya yang populer yaitu penuh humor, ceplas-ceplos, terkait urusan seks, yang diutarakan secara vulgar, namun tetap dalam koridor etika dan edukatif. Setiap kali menjawab pertanyaan, beliau pasti mengucapkan kalimat : “Nah, begitulah kira-kira ya. Jadi, apalagilah pertanyaan selanjutnya ?”, ujar Dr Naek L.Tobing dengan logat bataknya yang kental.
jarum suntik bekas |
Tiba-tiba terlintas di benak saya tentang jarum suntik bekas yang menumpuk di keranjang sampah ruang prakteknya. ketika saya singgung mengenai keberadaan jarum suntik tersebut, beliau menjawab : “Jarum-jarum suntik itu sengaja saya kumpulkan dan tidak langsung saya buang ke tempat sampah rumah saya yang ada di luar. Karena menurut pengalaman, setiap saya membuangnya ke tempat sampah di depan rumah saya, jarum-jarum suntik bekas tersebut dipungut oleh pemulung. Dan dijual lagi ke agen yang memasok barang-barang bekas seharga Rp 1000,00 per jarum.
jarum suntik bekas yang dijual kembali ke agen |
Dan itulah faktor utama pengguna narkoba semakin banyak, karena begitu mudahnya mendapatkan alat pelengkap untuk mengkonsumsi narkoba. Saya jujur saja prihatin melihat fenomena sosial tersebut, dan saya segera mengambil langkah tegas untuk tidak membuangnya sembarangan lagi. Kalian lihat kan sekarang, jarum-jarum suntik itu sengaja saya kumpulkan di ruangan saya. Karena nantinya akan saya kirim ke pusat untuk dihancurkan. Karena memang ada alatnya tersendiri. Dan saya harap dengan langkah yang saya lakukan saat ini, dapat membantu mengurangi jumlah ODHA. Ya walaupun sangat minim kemungkinannya, tetapi itulah usaha saya”, ucapnya menjelaskan.
jarum suntik yang akan dihancurkan |
Kita semua tahu bahwa faktor utama dari penyebaran virus HIV AIDS ialah dengan melakukan freesex. Dan pelaku freesex ialah mereka yang hubungannya tidak harmonis dan tidak dekat dengan orangtuanya. Dalam hal ini, pendekatan ke remaja sangat penting dilakukan oleh orangtua. Mengingat sosok remaja ialah sosok labil yang masih giat mencari jati dirinya. Jelas ini tugas utama para orangtua dan pihak sekolah untuk tidak menganggap seks adalah hal tabu untuk diperbincangkan. “Di dalam membahas seks, jangan pernah ada rasa malu dan tertutup. Ungkapkan semua, ungkapkan konsekuensi nyata yang akan dihadapi si anak apabila melakukan hal tersebut. Banyak pihak yang sempat mengkritik cara saya menyampaikan informasi mengenai seks terlalu vulgar dan to the point. Tetapi saya saya pikir, untuk apa ? Bukankah kita harus transparan. Dan dalam membahas seks, haruslah keadaan diatur senyaman mungkin dan kalau bisa seakrab mungkin. Contohnya saja saat ini, saya dengan kalian. Dari tadi kalian tertawa padahal kita baru kenal kan ? Apalagi usia saya juga sudah jauh dengan kalian. Itu adalah usaha yang saya lakukan dalam membangun kenyamanan di antara kita, yang berakhir dengan kepercayaan satu sama lain. Dan saya harap, para orangtua dan guru-guru sebagai pihak terkait dalam pengawasan dan pembimbingan remaja dapat menerapkan hal sedemikian rupa. Karena saya yakin, dengan keterbukaan dan kepercayaan satu sama lain, akan menciptakan suatu komitmen yang bertanggung jawab.
lebih baik diajari sejak dini daripada mencari tahu sendiri melalu praktek pribadi |
Tanpa saya sadari, 2 orang fotografer saya duduk santai di samping saya, menyimak dengan seksama perbincangan antara saya dengan Dr Naek L.Tobing sampai akhir wawancara. Biasanya mereka asik memotret dengan suara ‘cekrek’ dan silau blitznya yang ramai, tanpa memperhatikan pertanyaan apa saja yang saya lontarkan kepada narasumber, kali ini mereka malah sangat konsentrasi dengan wawancara tersebut. Lucu hahaha..
Mantra asik pak Dr Naek L.Tobing memang dashyat ! Sampai-sampai 2 fotografer saya lupa dengan tugas utamanya. Begitu juga dengan saya, tidak sadar sudah pertanyaan terakhir saja. Habisnya, nyaman banget sih ! Ketawa terus, padahal kalau curhat sama orangtua saya saja, enggak pernah sampai seakrab ini. Apalagi tentang seks, bisa-bisa garing kayak kerupuk ! Hahahha..
kalender bergambar lombok |
Waktu menujukkan pukul 19.00 wib, tak terasa sudah 1 jam penuh kami sita waktu pak Dr Naek L.Tobing. Padahal masih banyak tamu yang menunggu giliran Dr.Naek L.Tobing. Dan waktu lebih diperlambat lagi oleh tingkah kami yang narsis ingin foto bersama dengan beliau. Dan kocaknya lagi, beliau malahan menyuruh saya : “hey, kenapa kita enggak foto dekat kalender ini aja ? Ini kan ada gambar pulau lombok, jadi kita kayak di pulau lombok gitu loh “, celetuk beliau yang menggelikan, tetap dengan logat bataknya yang kental.
Dan kami pun berpamitan,, pak dokter memberikan wejangan pada kami : “ Sukses ya kalian semua, kalau kalian sudah berusaha semaksimal mungkin, pasti akan mendapatkan hasil yang semaksimal mungkin, Dan jadilah generasi yang bersih dan bisa membanggakan orangtua dan tanah air ya”, ucap beliau penuh pesan bermakna.
oke salam kenal juga, makasih yah udah mampir di blog saya. follow dong blognya heheh GBU :)
ReplyDeletesalam hormat,
ReplyDeletesaya fahmi ingin mengundang beliau hadir di seminar kami di palu mohon petunjuk kontaknya atau majamennya.