Istilah manusia terlahir untuk menjadi pemimpin, saya rasa sangat tepat untuk "modal" para motivator. Karena jika kita bicara tentang kenyataan, khususnya kehidupan sosial, kita tidak akan lepas dari sifat Dominan.
Begitu juga di dalam kehidupan Rumah Tangga.
(Mungkin) masyarakat pada umumnya, memposisikan Pria sebagai imam atau kepala Rumah Tangga. Namun, seiring berjalannya waktu, peran ktersebut kian terkikis. Saya belum dapat memastikan faktor utamanya. Namun yang pasti, hal ini lahir dari kombinasi berbagai aspek.
Singa betina.
Baru-baru ini saya disadarkan oleh seorang rekan di kantor yang tiba-tiba membahas profile picture di aplikasi Whatsapp saya. Kala itu saya memasang foto di bawah ini :
Rekan saya merelefansikan dengan posisi saya saat ini. Dimana singa betina menjadi tonggak dalam kehidupan Rumah Tangga. Jika kita melihat video tentang bagaimana cara mereka mendapatkan mangsa. Singa betina dengan gigih memang badan untuk mendapatkan mangsa. Sedangkan Singa jantan (Raja Hutan) justru hanya berdiam diri dalam teritorialnya. Ketika mangsa sudah menjadi miliknya, singa betina segera membawa ke arah anak-anak dan pasangannya. Singa betina justru adalah sosok terakhir yang dapat menikmati hasil buruannya.
Lain halnya jika Singa jantan yang terlebih dahulu menangkap buruannya, singa jantan acuh dengan anggota lainnya. Singa jantan akan menikmati sendiri.
Dewasa ini, perilaku tersebut sudah lumrah. Entah faktor emansipasi atau faktor lainnya. Namun 'ke-aku-an' pria sudah mulai terkikis. Semakin jarang pria berani mengambil peran beragam dalam Rumah Tangga. Naasnya, ketika kaum wanita mencoba menjaga keseimbangan finansial Rumah Tangga, pria jaman sekarang justru menikmati 'keamanan'nya.
So, apakah anda (masih) layak disebut RAJA HUTAN, hai kaum singa jantan ?
Comments
Post a Comment