Tidak ada suatu yang kebetulan dalam hidup ini, semua atas se-ijinNya. Kalau pun kita dihadapkan dalam sebuah peristiwa yang tidak menguntungkan, TUHAN mau kita menjadi orang yang baik. Sama seperti halnya yang ingin saya bagikan saat ini.
Suatu sore, saya makan di sebuah warung Mie Ayam. Pemilik Mie Ayam, Mpok Atiek, ini seorang muslim, dan memiliki kemampuan semacam indra ke-enam. Singkat cerita, kendati memiliki indra ke-enam, beliau tahu siapa itu Yesus dan beliau menyarankan saya untuk berdoa dini hari, sama seperti saat Yesus menantikan detik-detik terkahir penyaliban.
"Dek, kamu coba berdoa sekitar jam 1 sampai 3 dini hari. Sama seperti saat Yesus berdoa sebelum penyaliban. Yesus berlutut dalam gelapnya malam. Memang tidak semua doa akan terjadi seketika, namun setiap doa pasti terjawab. Selama proses menunggu jawaban, coba kamu mohon penyertaannya", ucap Mpok Atiek.
____________________________________________
Saya memiliki dua orang adik perempuan. Seorang mahasiswi dan karyawati. Singkat cerita, kedua adik saya menceritakan pergumulannya pada saya.
Adik saya yang mahasiswi mengatakan bahwa besok ia dan kelompoknya harus presentasi sebuah tugas 'mengajar' di sebuah sekolah. Namun sejak tugas itu diberikan, adik saya dan kelompoknya tidak kunjung menemukan sekolah yang dapat diajak bekerja sama. Sedangkan kelompoknya mendapatkan nomor urut 2 dari 10 kelompok. Tidak ada yang dapat dilakukan oleh kelompok adik saya dan mereka siap menanggung harus mengeluarkan biaya untuk mengulang mata kuliah tersebut. Mengingat kemampuan finansial keluarga saya, adik saya meneteskan air mata.
Adik saya yang karyawati, sedang mengalami pergumulan 'kehilangan' uang perusahaan dan akan berujung pada pidana. Adik saya bukanlah pelakunya namun nama adik saya diseret dalam kasus ini karena adik saya merupakan anak baru di kantornya. Adik saya stress.
Melihat hal tersebut, saya tertegun. Suatu malam, sekitar jam 1 dini hari saya berdoa. Saya matikan lampu dan saya nyalakan lilin sebagai 'sarana' khusyuk doa. Saya membuat sikap doa dengan berlutut. Entah mengapa, sedari jam 1 dini hari, saya tidak berhasil menemukan kekhusyukan sampai jam 3 dini hari. Tiba-tiba putri saya, Mercy, menangis. Saya pun segera menggendongnya dengan keadaan masih berlutut.
Entah mengapa, air mata saya menetes begitu saja selama berdoa. Damai sekali. Dan disaat saya selesai berdoa, cahaya lilin berkedip-kedip, namun saya menganggapnya biasa saja. Dan saya melanjutkan tidur sampai pagi hari.
Malam harinya, saya berbincang dengan kedua adik saya. Kalian tahu apa yang terjadi ?
1. Adik saya yang mahasiswi mengatakan bahwa dosennya tiba-tiba menukar posisi kelompok. Kelompok 10 terlebih dahulu yang presentasi, gilirannya akan dihitung mundur untuk setiap kelompok. Alhasil, adik saya masih memiliki kesempatan untuk mencari sekolah.
2. Adik saya yang karyawati mengatakan bahwa sore harinya, atasannya mengajaknya bermain basket bersama. Atasannya mengatakan bahwa ia percaya adik saya bukan pelakunya. Dan ia akan siap pasang badan untuk mengatakan kepada top management di kantor untuk segera menutup kasusnya.
WOW ! Tidak ada yang saya rekayasa disini. TUHAN sungguh luar biasa. Jika kita meminta dengan ketulusan, TUHAN pasti akan membuka jalan.
Comments
Post a Comment