Skip to main content

I'm journalist, not artist !


Di sabtu malam, saya menghabiskan quality time bersama Gaby, sahabat saya. Pada malam itu dia bersemangat sekali menceritakan Diego Bunuel. Sosok baru yang dikenalnya, seorang jurnalis National Geographic yang berparas tampan.

Dari sekian panjang ceritanya, yang membuat saya menengguk es teh tarik, menimuman kegemaran saya adalah :
"Diego itu nggak punya Facebook atau Twitter kar, lo harus belajar dari dia. Dia dulu sempet punya twitter, tapi dia cuma sekali ngetweet dan itu juga isinya cuma : TEST. Itu doang kar. Dia mau orang-orang kenal dia sebagai jurnalis, lewat karya-karyanya."

Rencana untuk berhenti menggunakan smartphone memang sudah terlintas dalam benak saya, namun saya masih belum tahu kapan waktunya sampai saya benar-benar siap menghilang. Semenjak saya kehilangan Si Pria inisial H, saya memang sudah meng-non aktifkan Facebook saya. Rencananya, selesai lulus kuliah, saya akan merantau ke tempat dimana saya menemukan sosok-sosok baru. Saya tidak akan menggunakan smartphone lagi.

Saya ingin menjadi jurnalis, seperti Diego. Saya ingin keliling dunia. Saya ingin menemui anak-anak di seluruh dunia, perempuan-perempuan korban kekerasan, dan masyarakat yang kehilangan haknya untuk bahagia.

Saya ingin secepatnya keluar dari rumah, dan hidup mandiri. Susah atau senangnya nanti, saya akan menanggungnya sendiri. Saya akan meninggalkan sahabat saya, Gaby. Dan juga akan meninggalkan Si Pria inisial H bersama kenangan-kenangannya.

Kabar saya akan mati, tapi bukan dengan karya saya. Saya akan tetap hidup melalui blog ini. Saya akan belajar untuk tidak share apapun yang saya rasakan secara pribadi. Karena saya adalah Jurnalis, bukan artis.

February, yes.. F(RE)EBRUARY..

Comments

Popular posts from this blog

PERASAAN HANCUR DI LEMBAH KARMEL PUNCAK

Ada yang tahu Lembah Karmel di Puncak - Jawa Barat ? Bagi sebagian besar umat Katolik, saya pastikan tempat tersebut tidaklah asing di telinga. Konon, daerah yang menjadi lokasi pertapaan dari Romo Yohanes tersebut, memiliki kekuatan dalam melahirkan manusia baru melalui Mujizat yang terjadi disana. Sebagai informasi, Lembah Karmel rutin mengadakan misa penyembuhan setiap 2x dalam sebulan, yakni setiap Minggu ke-2 dan ke-4. Berhubung waktunya pas, kami ber-4 pun memutuskan untuk melakukan perjalanan rohani tersebut pada Sabtu siang agar dapat menghadiri misa penyembuhan yang diselenggarakan di hari Minggunya; 12 November 2017. Sepanjang perjalanan ke Puncak, kami ber-3, Saya, Feby dan Peter pun berdialog mengenai keraguan akan Mujizat yang terjadi di Lembah Karmel. Terlebih saya, yang pernah beberapa kali mengikuti Ibadah Mujizat namun tidak pernah berhasil. Singkat cerita, di hari Minggu pagi saat perjalanan menuju Lembah Karmel. Ternyata lokasinya jauh dari Kota. Dan jal

SI KONTOL PANJANG !!!

Wetseh ! Jangan mikir yang aneh-aneh dulu ya. Sebenarnya saya juga agak ragu untuk melekatkan judul tersebut dalam blog saya. Namun berhubung agak menggelitik, yowes lanjut saja hehehe Saya ingin sedikit berbagi nih. Hari ini saya 'terjebak' meeting mendadak dengan boss saya. Semula, tim saya terdiri dari empat orang, namun karena mereka ada liputan di luar kantor,  berbeda dengan saya. Karena deadline, saya memilih untuk menetap di kantor. Dan terpaksalah saya yang mendapatkan jackpot  untuk meeting. Meeting berdua. Krik-krik. Pada sesi awal meeting, suasana masih berjalan serius. Saya segera mencatat seluruh informasi yang disampaikan oleh boss. Lama-kelamaan suasana melebur. Lebih kearah bercanda. Lantaran boss saya jera mengingatkan saya mengenai segala mata kuliah yang sudah tidak saya hapal lagi. Sekedar informasi, jika saya dihadapkan dalam situasi tidak mampu menjawab pertanyaan seseorang, saya memilih untuk tertawa sambil menutup wajah saya hahaha. Unt

Singa Betina - Ujung Tombak Rumah Tangga

Istilah manusia terlahir untuk menjadi pemimpin, saya rasa sangat tepat untuk "modal" para motivator. Karena jika kita bicara tentang kenyataan, khususnya kehidupan sosial, kita tidak akan lepas dari sifat Dominan. Begitu juga di dalam kehidupan Rumah Tangga. (Mungkin) masyarakat pada umumnya, memposisikan Pria sebagai imam atau kepala Rumah Tangga. Namun, seiring berjalannya waktu, peran ktersebut kian terkikis. Saya belum dapat memastikan faktor utamanya. Namun yang pasti, hal ini lahir dari kombinasi berbagai aspek. Singa betina. Baru-baru ini saya disadarkan oleh seorang rekan di kantor yang tiba-tiba membahas profile picture di aplikasi Whatsapp saya. Kala itu saya memasang foto di bawah ini : Rekan saya merelefansikan dengan posisi saya saat ini. Dimana singa betina menjadi tonggak dalam kehidupan Rumah Tangga. Jika kita melihat video tentang bagaimana cara mereka mendapatkan mangsa. Singa betina dengan gigih memang badan untuk mendapatkan mang