Skip to main content

Pada suatu hari nanti

pada suatu hari nanti, jasadku tak akan ada lagi
tapi dalam bait-bait sajak ini, kau tak akan kurelakan sendiri

pada suatu hari nanti, suaraku tak terdengar lagi
tapi di antara larik-larik sajak ini, kau akan tetap kusiasati

pada suatu hari nanti, impianku pun tak dikenal lagi
namun di sela-sela huruf sajak ini, kau tak akan letih-letihnya kucari
-Sapardi Djoko Damono-


Setelah sekian lama tak bertegur sapa, akhirnya saya dan si Pria inisial H chatting di YM. Saya yang memintanya untuk online lantaran saya butuh teman curhat. Saya menyadari bahwa sesungguhnya sosok yang lebih mengerti dan memahami kita, adalah mereka yang hadir dalam masa lalu. Dan sosoknya, terbilang sangat berpengaruh dalam perjalanan hidup saya. Dia menemani masa-masa remaja saya, hingga menjelma menjadi wanita dewasa, sekitar Lima tahun.

Dalam perbincangan yang sedikit berat tersebut, dia meminta saya untuk MENGHAPUS TULISAN SAYA YANG MENCERITAKAN TENTANG DIRINYA, lantaran "nanti ada yang marah" katanya.

Pernyataannya semalam, memberi titik terang bahwa dia sudah ada yang memiliki. Karena jika dari pihak saya, tentu bukan saya yang dimaksud. Sampai detik ini saya masih menyendiri, belum berhasil meninggalkan  jejak harapanku yang berlabuh di lubuk hatinya.

Sejujurnya, saya sedih karena sebulan yang lalu terjadi missed communications antara kami. Saya tidak tahu, dia mendapatkan sumber yang mengatakan bahwa saat ini saya sudah memiliki pengganti dirinya. Saya sempat terkejut dibuatnya ketika dia menanyakan sosok pengganti dirinya tersebut. Bagaimana tidak ? Saya bukannya berniat membohonginya, tapi saya memang bingung. Sosok yang dimaksud olehnya, adalah TIDAK ADA. Tidak dapat dipungkiri, bahwa pada saat itu, saya memang sedang PDKT dengan sosok baru, si Pria inisial H juga tau siapa orangnya. Namun hanya sebatas PDKT, tidak ada status . Dan moment tersebut segera dimanfaatkan oleh sahabat saya, Gaby. Si pria inisial H menghubungi Gaby, menanyakan kebenarannya. Gaby yang sangat senang mendengarkan si Pria inisial H "rempong", lantas menggantung-gantungkan rasa penasaran si Pria inisial H. Saya tahu maksud Gaby melakukan hal tersebut, hanyalah sebatas memberi pelajaran kepada si Pria inisial H agar menyadari bahwa saya memang berharga. Saya sudah menjelaskan kepada si Pria inisial H mengenai kebenarannya, namun dia tidak percaya. Dia lebih mempercayai pengakuan Gaby yang hanya sebatas lolucon.

Saya tidak tahu harus melakukan apalagi agar ia yakin, namun saya merasa bahwa saya sudah melakukan yang terbaik, yaitu JUJUR. Dan, puisi diatas sangat mewakili apa yang saya rasakan. Saya tidak dapat memenuhi permintaannya untuk menghapus segala tulisan mengenai dirinya.

"Hei sipit.. Maaf jika aku mengingkari permohonanmu. Aku tak kuasa untuk mengungkapkan perasaanku padamu, karena dirimu sendiri yang mengajarkan aku untuk mencintai dirimu dalam kebisuan. Dan, satu hal yang mungkin kamu perlu tahu, jika pada suatu saat nanti ragaku sudah tiada, tulisan-tulisan ini akan tetap menemani malammu, mengisi kerinduanmu pada diriku - mungkin."

Comments

Popular posts from this blog

SI KONTOL PANJANG !!!

Wetseh ! Jangan mikir yang aneh-aneh dulu ya. Sebenarnya saya juga agak ragu untuk melekatkan judul tersebut dalam blog saya. Namun berhubung agak menggelitik, yowes lanjut saja hehehe Saya ingin sedikit berbagi nih. Hari ini saya 'terjebak' meeting mendadak dengan boss saya. Semula, tim saya terdiri dari empat orang, namun karena mereka ada liputan di luar kantor,  berbeda dengan saya. Karena deadline, saya memilih untuk menetap di kantor. Dan terpaksalah saya yang mendapatkan jackpot  untuk meeting. Meeting berdua. Krik-krik. Pada sesi awal meeting, suasana masih berjalan serius. Saya segera mencatat seluruh informasi yang disampaikan oleh boss. Lama-kelamaan suasana melebur. Lebih kearah bercanda. Lantaran boss saya jera mengingatkan saya mengenai segala mata kuliah yang sudah tidak saya hapal lagi. Sekedar informasi, jika saya dihadapkan dalam situasi tidak mampu menjawab pertanyaan seseorang, saya memilih untuk tertawa sambil menutup wajah saya hahaha. Un...

PERASAAN HANCUR DI LEMBAH KARMEL PUNCAK

Ada yang tahu Lembah Karmel di Puncak - Jawa Barat ? Bagi sebagian besar umat Katolik, saya pastikan tempat tersebut tidaklah asing di telinga. Konon, daerah yang menjadi lokasi pertapaan dari Romo Yohanes tersebut, memiliki kekuatan dalam melahirkan manusia baru melalui Mujizat yang terjadi disana. Sebagai informasi, Lembah Karmel rutin mengadakan misa penyembuhan setiap 2x dalam sebulan, yakni setiap Minggu ke-2 dan ke-4. Berhubung waktunya pas, kami ber-4 pun memutuskan untuk melakukan perjalanan rohani tersebut pada Sabtu siang agar dapat menghadiri misa penyembuhan yang diselenggarakan di hari Minggunya; 12 November 2017. Sepanjang perjalanan ke Puncak, kami ber-3, Saya, Feby dan Peter pun berdialog mengenai keraguan akan Mujizat yang terjadi di Lembah Karmel. Terlebih saya, yang pernah beberapa kali mengikuti Ibadah Mujizat namun tidak pernah berhasil. Singkat cerita, di hari Minggu pagi saat perjalanan menuju Lembah Karmel. Ternyata lokasinya jauh dari Kota. Dan...

Hadi Satyagraha : “Pemimpin yang ideal adalah mereka yang mampu bertindak !!! ”

“Semesta bergerak lebih cepat daripada tindakan anda. Jadi, ketika berkaitan dengan menjalani kehidupan impian anda, cukup mulai dengan melakukan apa yang anda bisa lakukan” p ernyataan dari penulis ternama, Mike Dooley tersebut seakan menjadi cerminan bila melihat antusias para peserta yang hadir dalam acara Bedah Buku “ The Case Method : Mendidik Manajer Ala Harvard”. Dalam acara tersebut, tampak sosok sang penulis buku, Hadi Satyagraha, Ph.D secara langsung ke Kampus BINUS Senayan – The Joseph Wibowo Center pada hari Kamis, 22 Agustus 2013. Acara yang dikemas dalam bentuk dialog interaktif berdurasi dua jam tersebut dimoderatori oleh Firdaus Alamsjah, Ph.D (Executive Dean, BINUS BUSINESS SCHOOL) ini membahas tentang perbedaan cara belajar Metode Kasus ( The Case Method ) dan Metode Kuliah Klasikal ( Classical Lecture Method ) seperti tertuang dalam buku berjudul “ The Case Method : Mendidik Manajer Ala Harvard” yang ditulis pada tahun 2012 dan diterbitkan oleh Pen...