Skip to main content

Tepuk Pramuka, Gemanya Lintasi Bahari Indonesia #2

Ayoo bangun, kita lakukan pemanasan dengan GAME :)
Teng.. teng.. teng.. 
Teriak salah satu panitia pengurus KWARNAS Pramuka dengan menggunakan TOA, memanggil para Wartawan untuk segera beraktivitas melakukan permainan pantai, sekitar pukul 09.00 pagi. Tentunya setelah sarapan pagi agar semangat beraktivitasnya tetap terjaga membara.. Berhubung saya makannya  paling lama, jadinya saya yang paling belakangan untuk masuk ke arena game. Sebenarnya permasalahannya bukan pada letak saya tidak suka makan atau apa, akan tetapi kalau saya sudah makan, untuk menghabiskan 1 piring saja lamanyaaaa minta ampun.. Waktu yang tersita hanyalah karena ME-NGO-BROL.. biasa, calon ibu-ibu rumpi cintttt ahahahh..
Padahal masih ngantuk, tapi disuruh SEMANGAT +.+

Sarapan Pagi dengan menu JAKARTA -,-
Yeah, main air! Saya senang bermain air.. hahaha.. Permainan pantainya sangat seru, seluruh Wartawan dan panitia pengurus KWARNAS Pramuka segera membentuk lingkaran besar dan membaur satu sama lain.  Dan tidak hanya sampai disitu saja, kami dibagi menjadi 3 kelompok, tentunya bukan kami yang menentukan, akan tetapi melalui polling sms pemirsa. Eh salah deng ! Menurut angka yang disebut tiap-tiap partisipan dari 1-3. Sebenarnya, dalam pembagian kelompok ini, saya agak sedih. Karena saya terpisah dengan gank saya, walaupun baru sekali kami akrab, namun hati ini sudah nyaman untuk memilih. Ya walaupun konsekuensi sebagai bahan ledekan, akan selalu saya pikul. Namun, no problemo. Saya sih slow ajee, iyee ga ? ahahha


Dan Gelak tawa dan celoteh penuh lawak menghiasi kegiatan kami. Setelah melakukan permainan pantai, kami dibagi menjadi Tiga kelompok pemburu, karena kegiatan selanjutnya adalah Memburu Harta Karun di Tiga pulau , yaitu Pulau Burung, Pulau Babi dan Pulau Lengkuas yang berada lumayan jauh dari lokasi perkemahan kami. Dan kami menempuhnya menggunakan perahu mesin.
Ini bukan contoh harta karunnya loh, saya sengaja makan ini biar nggak mabok laut
Harta Karun apa yang diburu ? Harta Karun yang diberikan oleh ibu pertiwi, yaitu apa saja yang ada di dalam laut. Yang penting warnanya Biru dan Kuning.Hemph,apa saja yah kira-kira..
Jembatan Dermaga sebagai pijakan ke perahu
Para anggota segera berkumpul dengan kelompoknya masing-masing, sebelum melakukan aktivitas snorkeling, tiap kelompok harus mempersipakan peralatan dan pakaian yang wajib dikenakan nantinya. Dan setelah semuanya selesai,maka kami pun langsung berteriak serbuuuuuuuuuuuu !!! hahaha.. 
mas Syaiful (Antara) & saya
sebentar lagi sampai di Pulau Lengkuas :)
Kami berangkat dengan menggunakan Dua perahu besar yang tiap perahu sudah ditentukan terlebih dahulu kelompok mana saja yang ada di dalamnya. Ditambah dengan beberapa pemuda asli Belitung yang bertugas sebagai Tourist Guide selama berburu harta karun. Sepanjang perjalanan menuju pulau-pulau terpilih tersebut, para wartawan segera mengambil ancang-ancang memotret bak fotografer profesional. Diatas perahu yang saya tumpangi, suasana mendadak berubah seperti studio foto. Suara ‘cekrek’ dari kamera dan cahaya blitz dengan kompak menjadi musik di perahu. Kalau di Belitung, perahu full musik ‘jeprat-jepret’. Kalau di Jakarta, angkot full musik dangdut koplo.. hahah
ini pasukan dari kelompok saya, BELITONG
Sesampainya di pulau Lengkuas, mata ini langsung tertuju pada sebuah mercusuar yang dibangun pada 1882 oleh pemerintah kolonial Belanda, mercusuar tua ini berfungsi sebagai cahaya pemandu bagi kapal yang melintas. Mercusuar ini memiliki 12 lantai dengan jendela di setiap lantainya. Ini memberi kesempatan kepada mereka yang berkunjung untuk menikmati berbagai adegan yang indah dan bervariasi dari dalam mercusuar. Enggak akan sia-sia deh kalau kita coba naik samapi nke lantai 12, setimpal dengan ngos-ngosan yang kita hadapi nantinya..hehe
Pulau Lengkuas
saya di depan Pulau Lengkuas
Berikut kita langsung mencari harta karun, dan WOW !! Air laut yang jernih memudahkan saya untuk melihat keindahan harta karun di laut Belitung dengan mudah, walaupun tanpa kacamata selam. Kekayaan alam laut yang melimpah membuat saya teringat pada dongeng Putri Duyung yang tinggal di dalam laut dan bersahabat dengan flora dan fauna laut, dan saya pun teringat pada tugas saya untuk mencari harta karun berwarna kuning dan biru. Dengan mudah saya mengambil cangkang kerang berwarna kuning, karang laut yang berwarna coklat ke kuningan dan biru, dan masih banyak lagi. Karena tidak membawa kantung plastik atau tas untuk menyimpan hasil harta karun selama perburuan, saya simpan hasil pemburuan saya di dalam kantong celana yang saya kenakan saat itu. Setelah Tiga jam berada di Pulau Lengkuas, kami pun bergegas ke Pulau Burung yang tak kalah jauh indahnya dengan pulau Lengkuas. Hanya saja yang membedakannya adalah keberadaan mercusuar.
berenang di Pulau Burung
Mengapa disebut sebagai pulau Burung? Ketika saya tanyakan pada Tourist Guide, mereka enggan menjawab. Mereka malah mengajak saya snorkeling bersama mengelilingi batu-batuan besar yang ada di Pulau Burung tersebut. Dan saya baru tersadar bahwa batu besar yang saya kelilingi berbentuk seperti kepala burung garuda. Di pulau Burung, para peserta segera berenang dan foto-foto. Ya foto-foto adalah hal yang paling diminati oleh peserta. Maklum, pesertanya narsis semua.
foto bersama di Pulau Burung
Setelah hampir Dua jam kami bermain air, kami melanjutkan perjalanan menuju Pulau Babi. Mengapa dikatakan pulau babi ? Entah mengapa pulau ini dinamakan Pulau Babi, padahal tak satu pun babi bisa saya temui disana. Apakah bentuk pulaunya yg mirip dengan hewan babi ? Atau pulau ini pernah dijadikan sebagsi tempat untuk beternak babi?? Tetapi menurut masyarakat setempat, tempat itu malahan dulunya sempat didiami oleh masyarakat tionghoa yang seluruhnya memelihara babi makanya disebut sebagai pulau babi. Akan tetapi masyarakat tionghoa tersebut sudah tidak tinggal disana lagi. Entah mengapa, saya kurang tahu. Untuk wisata ke Pulau Babi, waktu yang kami luangkan hanya sebentar. Tidak sampai 15 menit, dikarenakan kulit kami sudah terlalu hitam disengat matahari pantai dan kami sudah lelah, keroncongan di perut pun sudah bergema. Lalu kami kembali ke Pantai Tanjung Kelayang, basecamp kami. Dan waktu pun sudah sore, waktu yang tepat untuk beristirahat sejenak dan mengisi perut dengan santapan Seafood yang kalau kata pak Bondan sih : Maknyossh !
Dan pada malam harinya, kembali dilanjutkan sesi pemberian materi tentang SAKA Bahari dan Potensi Kabupaten Belitung yang diselingi dengan tanya jawab Wartawan mengenai visi dan misi SAKA Bahari berkaitan dengan potensi bahari yang dimiliki Belitung sendiri..
kongkow dulu, masih belum nyantuk

Dan acara tersebut diakhiri dengan ramah tamah KWARNAS (Kwartir Nasional) dan Pemerintah Kabupaten Belitung sampai pukul 24.00 wib. Dan dilanjutkan dengan istirahat dan tidur di tenda masing-masing yang telah disediakan.

Comments

Popular posts from this blog

SI KONTOL PANJANG !!!

Wetseh ! Jangan mikir yang aneh-aneh dulu ya. Sebenarnya saya juga agak ragu untuk melekatkan judul tersebut dalam blog saya. Namun berhubung agak menggelitik, yowes lanjut saja hehehe Saya ingin sedikit berbagi nih. Hari ini saya 'terjebak' meeting mendadak dengan boss saya. Semula, tim saya terdiri dari empat orang, namun karena mereka ada liputan di luar kantor,  berbeda dengan saya. Karena deadline, saya memilih untuk menetap di kantor. Dan terpaksalah saya yang mendapatkan jackpot  untuk meeting. Meeting berdua. Krik-krik. Pada sesi awal meeting, suasana masih berjalan serius. Saya segera mencatat seluruh informasi yang disampaikan oleh boss. Lama-kelamaan suasana melebur. Lebih kearah bercanda. Lantaran boss saya jera mengingatkan saya mengenai segala mata kuliah yang sudah tidak saya hapal lagi. Sekedar informasi, jika saya dihadapkan dalam situasi tidak mampu menjawab pertanyaan seseorang, saya memilih untuk tertawa sambil menutup wajah saya hahaha. Un...

PERASAAN HANCUR DI LEMBAH KARMEL PUNCAK

Ada yang tahu Lembah Karmel di Puncak - Jawa Barat ? Bagi sebagian besar umat Katolik, saya pastikan tempat tersebut tidaklah asing di telinga. Konon, daerah yang menjadi lokasi pertapaan dari Romo Yohanes tersebut, memiliki kekuatan dalam melahirkan manusia baru melalui Mujizat yang terjadi disana. Sebagai informasi, Lembah Karmel rutin mengadakan misa penyembuhan setiap 2x dalam sebulan, yakni setiap Minggu ke-2 dan ke-4. Berhubung waktunya pas, kami ber-4 pun memutuskan untuk melakukan perjalanan rohani tersebut pada Sabtu siang agar dapat menghadiri misa penyembuhan yang diselenggarakan di hari Minggunya; 12 November 2017. Sepanjang perjalanan ke Puncak, kami ber-3, Saya, Feby dan Peter pun berdialog mengenai keraguan akan Mujizat yang terjadi di Lembah Karmel. Terlebih saya, yang pernah beberapa kali mengikuti Ibadah Mujizat namun tidak pernah berhasil. Singkat cerita, di hari Minggu pagi saat perjalanan menuju Lembah Karmel. Ternyata lokasinya jauh dari Kota. Dan...

Singa Betina - Ujung Tombak Rumah Tangga

Istilah manusia terlahir untuk menjadi pemimpin, saya rasa sangat tepat untuk "modal" para motivator. Karena jika kita bicara tentang kenyataan, khususnya kehidupan sosial, kita tidak akan lepas dari sifat Dominan. Begitu juga di dalam kehidupan Rumah Tangga. (Mungkin) masyarakat pada umumnya, memposisikan Pria sebagai imam atau kepala Rumah Tangga. Namun, seiring berjalannya waktu, peran ktersebut kian terkikis. Saya belum dapat memastikan faktor utamanya. Namun yang pasti, hal ini lahir dari kombinasi berbagai aspek. Singa betina. Baru-baru ini saya disadarkan oleh seorang rekan di kantor yang tiba-tiba membahas profile picture di aplikasi Whatsapp saya. Kala itu saya memasang foto di bawah ini : Rekan saya merelefansikan dengan posisi saya saat ini. Dimana singa betina menjadi tonggak dalam kehidupan Rumah Tangga. Jika kita melihat video tentang bagaimana cara mereka mendapatkan mangsa. Singa betina dengan gigih memang badan untuk mendapatkan mang...