Saya sedang on fire mencantumkan inisial dua huruf itu menjadi status di berbagai akun sosial media saya. N. M yang berarti Nikah Muda bahaha. Tidak sedikit yang menduga itu inisial gebetan baru saya, padahal sih salah besar. Wong itu inisial harapan saya bahaha. Tapi berhubung gengsi., saya hanya menimpali dengan tertawa saja.
Mungkin agak sedikit gila ya, usia saya baru menginjak 23 tahun tapi saya sudah ingin sekali menikah. Pertanyaan utamanya adalah NIKAH SAMA SIAPA ??? Terkadang saya kerap tertawa terkekeh kalau sedang sendirian di kost. Betul juga, pikir saya.
Keinginan saya untuk menikah sebenarnya terlahir saat saya menginjak usia tiga bulan bekerja. Saya kerap mengkhayal, "Enak kali yah, kalau pulang kerja ada yang jemput. Enak kali yah kalau pas mau tidur, ada teman cerita dan memotivasi. Enak kali yah kalau gajian bisa jalan-jalan ke pulau berdua, jadi uangnya enggak sia-sia, nggak sama pacar yang belum tentu jadi suami. Enak kali yah kalau mau makan, ada yang ngajak berdoa bersama. Enak kali yah kalau bangun kesiangan di hari Minggu, ada teman gereja bareng jam ibadah sore. Enak kali yah kalau ulangtahun, ada yang mendoakan untuk panjang umur agar dapat semakin lama bersama dalam mengarungin hidup".
Tak disangka, keinginan saya untuk menikah muda semakin muncuat saat saya makan malam bersama Pak Haris (boss saya) dan Christie (rekan kerja saya di kantor). Pak Haris sudah menikah, istrinya menjabat sebagai manager di salah satu perusahaan media terbesar di Indonesia. Pak Haris menikah saat usianya menginjak 29 tahun dan berpacaran hanya dalam kurun waktu dua bulan. Sebenarnya, Pak Haris pernah berpacaran selama lima tahun namun kandas di tengah jalan. Setelah kejadian tersebut, Pak Haris melanjutkan perjalanan cintanya dengan prinsip SAYA TIDAK MENCARI PACAR, NAMUN ISTRI. Berbeda dengan Christie, saat ini Christie berhubungan dengan seorang pria yang berusia 29 tahun, sudah siap menikah. Pacarnya Christie, Adit, berbeda keyakinan. Namun hal tersebut tidak menjadi halangan bagi mereka dan keluarga kedua belah pihak. Saat ini Christie hanya menunggu kesiapan dari dirinya lantaran pasangannya sudah siap untuk ke jenjang pernikahan.
Dan tibalah percakaan ini..
Pak Haris : "FYI. Pria itu tidak dapat dipaksa kapan harus menikah, semakin didesak, dia akan kabur. Karena untuk pria, financial bukanlah faktor utama, ada banyak faktor pendukung lainnya. Jadi kalau kalian ingin menikah, berikan pengertian kepada pria. Coba kamu diposisi si pria, keluarganya mendesak menikah, keluarga si perempuan juga sudah mendesak, kamu juga mendesak, dia mau cerita ke siapa? Kalian harus memberikan kenyamanan dan menjadi motivator yang baik buat pria. Dan kalian harus merubah sikap, pria yang sudah siap menikah itu tidak suka dengan perempuan yang pecicilan, pria lebih suka perempuan yang bisa menempatkan diri kapan perempuan harus menjadi teman becanda, partner kerja, kaka dari adik-adiknya, anak dari ibunya, motivator untuk dia pribadi. Itu kalau kalian sudah ada pikiran untuk menikah ya."
(saya dan Christie saling bertatapan sambil senggol-senggolan kaki di bawah meja)
Pak Haris : "Saya seumur-umur belum pernah menemukan perempuan seperti Nia dan Christie. Kalian kalau pacaran gimana sih?"
Saya : "Gimana apanya nih Pak? Bahaha"
Christie : "Bapak mau tau aja apa mau tau banget nih? Bahaha"
Pak Haris : "Kalau saya perhatikan, si Butet itu diam-diam menghanyutkan. Disaat dia diam, pasti ada yang dipikirkan. Dan Butet tipikal perempuan yang sudah berpikir maju ke depan, siap menikah. Betul nggak Tet?"
Saya : "Masa sih Pak? Berarti Bapak merhatiin saya di kantor terus dong? Bahaha Iyah sih Pak, saya udah males pacaran, habis-habisin duit doang, belum tentu jadi."
Pak Haris : "Kalau Christie nih belum siap menikah, masih pengen menikmati masa muda. Bener nggak Tie?"
Christie : "You dont know me so well Pak, bahaha Tapi kalau menikah sih, saya emang belum siap, umu 25 deh saya baru siap."
Pak Haris : "Ya kapanpun itu, kalau kalian siap menikah, perbaiki diri kalian menjadi orang baik agar mendapatkan orang yang baik juga. Kita nggak tahu jodoh kapan datangnya. Kayak saya, pacaran cuma 2 bulan, eh menikah. Karena memang saya dari awal nggak mau pacaran, saya tekankan sama istri saya kalau saya ingin mencari istri."
Comments
Post a Comment