“Cinta pertama itu tetap unggul, mencakar-cakar kerinduan dan kenangan, menyembunyi dan merahsiakan sebahagian keanehannya, dan akhirnya menjadi sukar dimengerti, apalagi disambung"
Satu suku. Satu TUHAN. Bertahun-tahun lamanya bersama.
Saya tersungkur dan terjerembab dalam duka ketika menyadari seseorang yang lalu tidak sama seperti Pria Inisial H. Pria yang menyimpan kelembutan tak menepi.
Dan kini saya dan Pria Inisial H bertemu kembali. Namun tetap; terpisah. Tak akan lagi mampu menjadi satu, yang disebut kita. Terlalu banyak pihak yang tersakiti.
Rasanya mustahil tuk kembali bersama. Yang mampu kami lakukan hanyalah menebus kesalahan yang lalu dengan seseorang yang baru. Belajar mencinta dengan mereka yang tak mengenal kami.
Hanya TUHAN yang tahu, kisah kami hanya sebatas cerita.
Hanya menjadi HANYA
Comments
Post a Comment