Skip to main content

Kini, kau di depanku

Aduh !!

"Kamu pelan-pelan dong. Jangan asal tarik tangan aku sembarangan. Kan jadi begini, jempol kakinya lecet. Eh, liat tuh, berdarah kan? Huh, kamu sih nggak sabaran."


Ini jalanku. Aku menapaki sendiri. Ini kisah asli, bukan basa-basi.
Meski dalam hati, berharap kan ada yang menemani.
Bagiku, memilih kesendirian adalah hal terbijak di dunia.
Itu pertanda bahwa aku mampu melihat kebersamaan yang tersamar.

Kamu tahu ?
Kaki-kaki milikku ini besar
Tubuhku juga besar
Suaraku besar
Namun otakku saja yang tak kunjung membesar
Jadi wajar jika aku lamban berjalan!

Tanganku sakit, sedikit perih
Kau ini terlalu menarikku dengan membabi buta
Aduh-

Ah sudahlah, aku mau cerita
Kemarin malam aku berjalan kaki, sendiri. Melewati jalan ini
Aku takut.

Ditengah perjalanan, aku tersandung. Kaki kananku terkilir.
Tanpa diduga, seorang pria asing bertubuh tinggi menghampiriku dan memijat bagian yang terkilir.
Pijatannya lembut, sesekali ia menyelipkan lelucon.
Kami tertawa dan aku lupa bahwa keadaan sudah memulih.

Malam kian larut. Aku bergegas pulang ke rumah.
Kali ini aku sengaja mengajaknya berjalan bersama, lumayan ada kawan berbincang
(pikirku)
Namun tanpa kuduga, ia menolak.
Aku malah disuruhnya melanjutkan perjalanan sendirian dengan langkah yang sedikit terseret.

"Berjalanlah pelan-pelan. Aku akan mendorongmu dari belakang. Tenang saja, aku akan terus berteriak meski nantinya suaraku kan parau. Kau pasti bisa. Jika kau butuh sesuatu, berteriaklah. Aku akan mengantarkan apa yang kau butuhkan, namun wajahku tak kan pernah kau temukan. Jangan pernah menoleh ke belakang, karena akan ada yang hilang."

Kau tahu?
Semula, aku mengiyakannya.
Hingga pada akhir puncak kepenatanku, dengan nekat, aku menoleh ke belakang.
Seketika itu suaranya dan raganya lenyap.

Air mataku membasahi pipi.
Dia tidak ada, sudah tiada
Pria asing bertubuh tinggi itu sudah lenyap
Bagaimana dengan perjalananku?
Haruskah aku melanjutkan dengan terseret-seret?
Sedangkan perjalananku menuju pulang masih jauh

Dan kini, kau dan aku berdiri bersama, pada lintasan yang pernah aku lalui bersamanya.
Kau berjaga di depan
Aku mengikutimu dari belakang
Kau tidak mendorongku, namun kau mengulurkan tanganmu
Menarikku dari depan, namun kau kerap memalingkan wajah dariku

Nyatanya saat ini, aku tetap di belakangmu
Namun apa kau pernah melihat, berapa banyak potongan jari kaki milikku yang terluka?
Membiru, membengkak, namun belum sampai mati rasa

Aku tahu aku lamban, temani aku
Tak apa bila kau masih ingin berjaga di depan
Namun sempatkanlah dirimu melihat diriku yang menyeka harapan

Comments

  1. Saya yakin, anda menulis ini dengan kesedihan. Dan ada selipan senyuman, saat menuliskannya..

    anda tahu siapa saya. :P

    ReplyDelete
  2. Seketika senyuman saya mengembang saat menyadari bahwa anda telah membaca ini. Sejujurnya saya tidak mengetahui anda secara pasti. Namun terima kasih banyak telah mengunjungi ruangan saya.
    :)

    ReplyDelete
  3. Apa yang anda pikirkan atau menebak siapa saya dengan senyuman itu,sudahlah terjawab.
    Saya akan selalu memantau wlpn tidak setiap saat.
    Merry christmas karunia.
    Jbu and family ,pacarmu jg

    ReplyDelete
  4. Ya, saya sudah mengetahui siapa anda sebenarnya, ternyata dugaan saya tidak meleset
    :D

    Terima kasih ya.. salam untuk keluarga dan kekasihmu, si gadis dayak hehehe
    JESUS bless, sahabat yang senantiasa menemaniku bertumbuh menjadi wanita dewasa
    :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

PERASAAN HANCUR DI LEMBAH KARMEL PUNCAK

Ada yang tahu Lembah Karmel di Puncak - Jawa Barat ? Bagi sebagian besar umat Katolik, saya pastikan tempat tersebut tidaklah asing di telinga. Konon, daerah yang menjadi lokasi pertapaan dari Romo Yohanes tersebut, memiliki kekuatan dalam melahirkan manusia baru melalui Mujizat yang terjadi disana. Sebagai informasi, Lembah Karmel rutin mengadakan misa penyembuhan setiap 2x dalam sebulan, yakni setiap Minggu ke-2 dan ke-4. Berhubung waktunya pas, kami ber-4 pun memutuskan untuk melakukan perjalanan rohani tersebut pada Sabtu siang agar dapat menghadiri misa penyembuhan yang diselenggarakan di hari Minggunya; 12 November 2017. Sepanjang perjalanan ke Puncak, kami ber-3, Saya, Feby dan Peter pun berdialog mengenai keraguan akan Mujizat yang terjadi di Lembah Karmel. Terlebih saya, yang pernah beberapa kali mengikuti Ibadah Mujizat namun tidak pernah berhasil. Singkat cerita, di hari Minggu pagi saat perjalanan menuju Lembah Karmel. Ternyata lokasinya jauh dari Kota. Dan jal

SI KONTOL PANJANG !!!

Wetseh ! Jangan mikir yang aneh-aneh dulu ya. Sebenarnya saya juga agak ragu untuk melekatkan judul tersebut dalam blog saya. Namun berhubung agak menggelitik, yowes lanjut saja hehehe Saya ingin sedikit berbagi nih. Hari ini saya 'terjebak' meeting mendadak dengan boss saya. Semula, tim saya terdiri dari empat orang, namun karena mereka ada liputan di luar kantor,  berbeda dengan saya. Karena deadline, saya memilih untuk menetap di kantor. Dan terpaksalah saya yang mendapatkan jackpot  untuk meeting. Meeting berdua. Krik-krik. Pada sesi awal meeting, suasana masih berjalan serius. Saya segera mencatat seluruh informasi yang disampaikan oleh boss. Lama-kelamaan suasana melebur. Lebih kearah bercanda. Lantaran boss saya jera mengingatkan saya mengenai segala mata kuliah yang sudah tidak saya hapal lagi. Sekedar informasi, jika saya dihadapkan dalam situasi tidak mampu menjawab pertanyaan seseorang, saya memilih untuk tertawa sambil menutup wajah saya hahaha. Unt

Singa Betina - Ujung Tombak Rumah Tangga

Istilah manusia terlahir untuk menjadi pemimpin, saya rasa sangat tepat untuk "modal" para motivator. Karena jika kita bicara tentang kenyataan, khususnya kehidupan sosial, kita tidak akan lepas dari sifat Dominan. Begitu juga di dalam kehidupan Rumah Tangga. (Mungkin) masyarakat pada umumnya, memposisikan Pria sebagai imam atau kepala Rumah Tangga. Namun, seiring berjalannya waktu, peran ktersebut kian terkikis. Saya belum dapat memastikan faktor utamanya. Namun yang pasti, hal ini lahir dari kombinasi berbagai aspek. Singa betina. Baru-baru ini saya disadarkan oleh seorang rekan di kantor yang tiba-tiba membahas profile picture di aplikasi Whatsapp saya. Kala itu saya memasang foto di bawah ini : Rekan saya merelefansikan dengan posisi saya saat ini. Dimana singa betina menjadi tonggak dalam kehidupan Rumah Tangga. Jika kita melihat video tentang bagaimana cara mereka mendapatkan mangsa. Singa betina dengan gigih memang badan untuk mendapatkan mang