Sampai pada akhirnya, aku tidak pernah melihat 'dia' morat-marit di benakku ketika aku sendiri. Aku bahkan sudah tidak pernah mendengar suaranya. Yang lebih parahnya, aku memohon pertolongan TUHAN agar segera mengenyahkan bayangannya. Aku sudah lelah menanggung semua ini.
Banyak orang yang berkata, kok takut menyandang gelar janda. Toh sampai detik ini, kamu pun nggak pernah nanya kabar Mercy.
Aku berpikir, percuma saja aku bercerita kepada mereka yang tidak merasa. Ini hanya menjadi pertanyaan bagiku dan sedihnya ketika aku pun tidak tahu apa jawabannya.
Selama ini aku selalu berdoa agar TUHAN berkenan mengubahku dan mengembalikan Rumah Tangga kita dengan iman yang baru. Tapi hati kecilku merasa TUHAN berkata agar aku mengubah doaku.
Mario, dimana pun kamu berada. Kalau kamu tahu. Kamu adalah seseorang yang aku selalu doakan saat aku ada di rooftop kost Mbak Ndar, dulu. Meski aku belum mengenalmu, tapi 'kesakitan' bathinmu adalah satu-satunya pintaku. Aku memohon pada TUHAN untuk diberikan seseorang yang memang dengan lama merasakan kesepian. Agar kita saling melengkapi.
Namun sampai detik ini aku tidak berani berucap hal terburuk, meski kau sudah meminta itu. Sehat selalu ya. Kalau TUHAN berkenan, kita akan bertemu kembali.
Comments
Post a Comment