Ego membuat kita kerap lupa bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Efeknya, kita kerap tidak meminta maaf atau memaafkan orang yang bersalah kepada kita. Selalu membanding-bandingkan dosa orang lain dengan dosa kita.
Tahun ini menjadi tahun terberat bagi saya. Beragam masalah bertubi-tubi menyerang kehidupan saya. Masalah Rumah Tangga, Karir dan hubungan baik dengan lainnya.
Saya menyadari semua karena saya, bukan oranglain. Prihatin dengan kondisi saya, orangtua saya mempertemukan saya kepada Opung. Dan Opung mengatakan :
"Aura kamu tertutup. Entah mengapa, saya tidak tahu. Coba instrospeksi dan berdoa, biar TUHAN buka jalan".
Saya sadari, ada tiga sifat buruk yang (seakan) mendarah daging sampai saat ini. Emosional, Arogan dan selalu menyalahkan oranglain.
Dan saat ini FATAL ! Saya kehilangan semua yang saya pikir akan selalu saya raih.
Saya berlari, menangis, serta menjerit. Dan ada 3 orang yang saya jadikan tempat mengadu :
Cibun, Mamanya Gaby dan Kel. Bapak Pendeta Rehardian Desialla. Mereka bertiga menyarankan saya untuk membangun hubungan intim kepada TUHAN. Karena hanya TUHAN yang mampu menyelesaikannya.
Saya menyesali semua yang saya lakukan dan pikirkan. Perih. Saya mohon pengampunan TUHAN atas semua yang saya lakukan. Saya menyesal dan malu. Saya terlalu arogan, menganggap hidup ini ada di bawah kendali saya, nyatanya ada banyak hal yang HANYA TUHAN mampu kendalikan atas kuasanya.
Saat ini, saya sedang tertatih membangun hubungan intim dengan TUHAN. Saya menghindari keinginan daging saya untuk membuka sosial media dan fokus terhadap renungan-renungan. Hingga pada akhirnya, saya mendapati firman ini :
Comments
Post a Comment