Ada satu kejadian menarik saat saya liputan. Sedikit sharing saja yah. Pada hari Kamis, 25 April 2013 saya diundang oleh salah satu produk Rokok untuk chatting bersama Erick Meijer, Director & Chief Commercial Officer PT Indosat.
Acara yang dikemas dalam bentuk dialog interaktif ini digelar di Urban Kitchen, Senayan City. Kendati secara mayoritas dihadiri oleh rekan-rekan media, namun tidak menutup kemungkinan dihadiri oleh masyarakat umum yang ingin berwisata kuliner.
Nah, kali ini saya liputan tidak sendiri. Namun ditemani oleh lima rekan kantor lainnya. Memang sih, tujuan utama mereka bukan untuk menemani liputan, hanya ingin tebar pesona di depan suami dari Maudy Koesnadi ini. Semua make up full dari kantor, kecuali saya. Lantaran saya menyusul mereka dari Depok, ada liputan di Universitas Indonesia.
Sepanjang acara, Erick Meijer bicara mengenai perjalanan hidupnya. Mulai dari pengalamannya menetap di Indonesia yang sudah 20 tahun, menikah dengan Maudy Koesnadi, Bagaimana kerja kerasnya mengembangkan Esia hingga saat ini melipir ke Indosat, Hingga mengupas tuntas mengenai issue yang mengabarkan bahwa Erick dipindahkan menjadi CEO Garuda Indonesia.
Dalam acara berdurasi empat jam tersebut, Erick berkali-kali mengatakan bahwa "kiat utama saya dalam meraih kesuksesan adalah BE HUMBLE, MENIKAH DENGAN ARTIS, DAN HOKY."
"What? Hoky? Dari tadi ngebahas tentang BE HUMBLE tapi malah memperkuat HOKY?", gumam saya dalam hati.
Nah, tibalah si MC menawarkan mick sambil melontarkan pertanyaan "Ada yang ingin bertanya?". Dan saya dengan percaya diri segera mengacungkan jari.
"Hallo, selamat malam Sir Erick. Nama saya Karunia. Disini saya hanya ingin mencoba sharing saja. Bahwa terus terang, saya agak kecewa dengan statement anda yang mengatakan bahwa kesuksesan yang anda raih hingga saat ini adalah faktor HOKY. Padahal sepanjang acara, anda dengan panjang lebar mengutarakan bagaimana proses kehidupan anda yang dimulai dari NOL. Dan anda juga berkali-kali mengatakan BE HUMBLE. Sebagai manusia, alangkah bijaknya apabila kita mengatakan HOKY sebagai BERKAT atau BERKAH. Pasalnya, bila kita mengatakan HOKY, terkesan bahwa kita sangat mengandalkan kekuatan sendiri. Dan berujung tidak menghargai kebesaran TUHAN atas keajaiban-keajaiban dalam hidup kita. Itu saja Sir Erick, terima kasih sebelumnya".
Dan tanpa diduga Erick diam selama beberapa detik sambil menunduk, kemudian mengatakan : "Mbak Karunia, terima kasih telah mengingatkan saya. Memang seharusnya, saya mengatakan bahwa segala yang saya miliki di dunia ini adalah berkah dari yang maha Kuasa. Terima kasih telah mengingatkan".
Saya yang pada saat itu tersenyum, tidak menyangka respon peserta yang hadir disana sangat hangat. Tepuk tangan peserta menjadi penutup pertanyaan saya.
Yah, sebenarnya disini saya bukan ingin membanggakan diri. Hanya saja mencoba mengajak kalian, para pembaca blog saya agar mencoba merendahkan diri dan lebih bersyukur lagi. Keajaiban yang terjadi dalam hidup kita bukanlah faktor HOKY, namun karena kita dipercaya oleh yang diatas untuk menjaga BERKAT dariNya.
Comments
Post a Comment