“Bapaknya telah melepaskan belut yang licin itu, dan anaknya baru saja meloncati nasib, merebut pendidikan!” - Andrea Hirata
23 Februari 2013
Selamat pagi mentari di hari ketiga. Kini tiba saatnya. Ada yang datang dan menghilang, begitu kata orang. Ah, betapa bahagianya hari ini. Saya wisuda dan telah resmi menggandeng nama Karunia Fransiska, S. Ikom. Setelah melalui perjalanan pendidikan yang lumayan memainkan peranan perasaan dan kepenatan. Bertemu banyak teman dari berbagai sifat dan sikap, bertemu berbagai karakter pengajar, bertemu berbagai macam ilmu pengetahuan, bertemu hal-hal yang tidak berhasil saya dapatkan, yang disebut dengan pengalaman.
Kebahagiaan hari ini ternyata bukan hanya milik saya, namun miliki kedua orangtua saya. Raut wajah mereka mengalahkan kehangatan mentari hari ini. Terutama Papa, beliau sangat bahagia mendapati Boru Panggoarannya hari ini menjadi sarjana. Papa dan Mama saya tidak pernah menikmati masa-masa kuliah, namun berhasil menyekolahkan anaknya sampai menjadi sarjana. Mauliate Amang dohon Inangku naburju. Sai i ramoti TUHAN ta ma hamu nadua.
Oh TUHAN. Betapa sempurna penyertaanMu dalam perjalanan hidupku. Terima kasih telah mempertemukanku dengan ciptaanMu yang luar biasa. Mereka....
Papa, saya dan Mama |
Aidan, Saya dan Edgar Teman perjuangan selama skripsi |
Robin, Baby dan Saya Rekan kerja di kantor |
Saya dan Sinchan Teman satu geng semenjak awal kuliah |
Terima kasih TUHAN. Ayah saya telah melepaskan saya ke dunia yang jauh berbeda dengan kondisi di rumah. Namun saya mengamini dan mengimani bahwa kau senantiasa menyertai perjalanan hidupku.
Comments
Post a Comment